Showing posts with label Bentuk dan Strategi Pergerakan Nasional Indonesia. Show all posts
Showing posts with label Bentuk dan Strategi Pergerakan Nasional Indonesia. Show all posts

Saturday, January 12, 2013

Partai Komunis Indonesia

- 0 comments

Partai Komunis Indonesia adalah organisasi radikal kelanjutan dari Indische Social Democratische Vereniging (ISDV) yang didirikan Sneevliet pada 1914. Bersama dengan Semaun, Sneevliet berhasil mengembangkan ISDV yang berpaham Marxis dan mempengaruhi anggota-anggota dari Sarekat Islam. Pada 1920 Sarekat Islam Merah bergabung dengan ISDV dan membentuk Partai Komunis Indonesia (PKI). Partai ini diketuai oleh Semaun dan wakilnya Darsono.
Kegiatan PKI diarahkan untuk mempertentangkan antarkelas dalam masyarkat, dengan kekuatan utama teletak pada golongan buruh. 
 
Pada tahun 1920, PKI berhasil mengadakan kongres di Semarang 
yang menghasilkan keputusan sebagai berikut:
1. PKI menggabungkan diri dengan dengan Comunistische Internationale (Comintern)
2. PKI bersifat kooperatif, yaitu bekerjasama denagn Belanda melalui wakil-wakilnya yang duduk dalam Volksraad.


Langkah awal yang ditempuh oleh PKI untuk menjalin hubungan kerjasama dengan Belanda ternyata gagal, sehingga PKI mengubah strategi menjadi non-kooperatif dan secara terang-terangan menentang pemerintah Belanda. Sikap radikalisme dan revolusioner yang dianutnya mengakibatkan muncunya pemberontakkan PKI pada tanggal 13 November 1926. pemebrontakkan ini dimulai dari Jkarta, meluas ke Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga sampai ke Jawa Timur. Pemberontakkan ini dapat ditumpas oleh Belanda. Akibatnya, Belanda bertindak lebih tegas lagi terhadap semua tokoh pergerakan nasional tidak hanya terhadap PKI.
[Continue reading...]

Partai Nasional Indonesia (PNI)

- 0 comments


Di Hindia Belanda organisasi politik pertama yang bercorak nasional murni dan bersifat radikal adalah Partai Nasional Indonesia (PNI), awal mulanya bernama Algemene Studie Club yang didirikan di Bandung pada 4 Juli 1927. Organisasi ini didirikan atas inisiatif Ir. Soekarno bersama dengan beberapa mantan anggota PI, seperti Mr. Iskaq Tjokrohadisrjo, Mr. Budiarto, dan Mr. Sunario. Selain itu tokoh-tokoh PNI lainnya ialah dr. Cipto Mangunkusumo, Ir. Anwari, Sartono S.H., dr. Samsi.

Tujuan PNI ialah Indonesia merdeka. Asas perjuangan PNI antara lain:
1. Selp help, yaitu bekerja menurut kemampuan sendiri baik dalam lapangan politik, ekonomi, maupun budaya.
2. Non-kooperatif, yaitu tidak menjalin kerjasama dengan penjajah.
3. Sosio-demokrasi atau marhaenisme, yaitu dengan pengerahan masa rakyat tertindas yang hidup dalam kemiskinan di tanah yang kaya raya.

Cita-cita persatuan yang didengungkan oleh PNI mulai terlihat ketika pertengahan Desember 1927 beberapa organisasi yang ada, seperti PSI, Budi Utomo, Pasundan, Kaum Betawi, dan Soematranen Bond, bersedia bergabung dengan PNI untuk membentuk sebuah federasi bernama Pemufakatan Perhimpunan-perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Meskipun PPPKI hanya berumur pendek, namun gagasan persatuan itu terus berkembang. Pengaruhnya tidak hanya kepada kalangan organisasi-organisasi politik saja, tapi juga organisasi pemuda. Faktor inilah yang kemudian mendorong diselenggarakannya Kongres Pemuda, yang akhirnya melahirkan Sumpah Pemuda. Pada 1930, berkembang isu bahwa PNI akan mengadakan pemberontakan, mengakibatkan beberapa tokoh PNI seperti Ir. Soekarno, Gatot Mangkupraja, Maskun Sumadiredja, dan Supriadinata ditangkap di Yogyakarta dan diadili di Bandung. Dalam persidangannya, Ir. Soekarno mengajukan pidato pembelaan yang berjudul Indonesia Menggugat. Akhirnya, keempat pemimpin PNI tersebut dijatuhi hukuman penjara dengan lama hukuman berbeda-beda.

Penangkapan dan pemenjaraan terhadap tokoh-tokoh PNI merupakan pukulan besar bagi PNI. Untuk menghindari penangkapan-penangkapan lebih jauh dan demi keselamatan anggotanya, melalui kongres di Jakarta pada 25 April 1931, Mr.Sartono membubarkan PNI. Namun, tindakannya ini mengundang reaksi dan perpecahan di kalangan anggota dan pendukung PNI, termasuk M. Hatta yang sudah kembali ke Indonesia. Akhirnya, untuk mengisi kekosongan yang ditinggalkan PNI, beberapa partai baru muncul, seperti Pendidikan Nasional Indonesia (PNI-Baru) yang didirikan M. Hatta dan Sutan Sjahrir, serta Parti Indonesia (Partindo) ciptaan Mr. Sartono. Ketika Soekarno dibebaskan pada Desember 1931, dia bergabung ke Partindo.

[Continue reading...]

Perhimpunan Indonesia

- 0 comments

Pada 1908, para pemuda Indonesia di negeri Belanda seperti Sutan Kesayangan dan R.N. Noto Suroto mendirikan perkumpulan bernama Indische Vereninging bersifat sosial dengan tujuan awal untuk mensejahterakan para anggotanya yang berada di Belanda. Kedatangan Suwardi Suryaningrat dan kawan-kawannya ke negeri Belanda membawa pengaruh besar terhadap perkembangan perkumpulan ini. Terlebih setelah berakhirnya Perang Dunia I, perasaan antikolonialisme dan anti-imperialisme di kalangan pimpinan Indische Vereninging makin menonjol.


Perubahan pandangan pemikiran para pimpinan dan anggota Indische Vereninging itu akhirnya membawa perubahan nama perkumpulan tersebut. Aktivitas ke arah politik semakin meningkat setelah bergabungnya Ahmad Subardjo dan Mohammad Hatta. Pada 1922 Indische Vereninging diganti menjadi Indonesische Vereninging. Sejak 1925 perkumpulan ini lebih dikenal dengan Perhimpunan Indonesia (PI) dengan ini PI telah menjadikan nama “Indonesia” sebagai simbol perjuangan politik untuk memperjuangkan kemerdekaan. Maret 1923 disebutkan dalam majalah Hindia Poetra bahwa azas PI adalah “mengusahakan pemerintahan untuk Indonesia, yang bertanggungjawab hanya kepada rakyat Indonesia semata-mata, bahwa hal yang demikian itu hanya dapat dicapai oleh orang Indonesia sendiri bukan dengan pertolongan siapa pun juga; bahwa segala jenis perpecahan tenaga haruslah dihindarkan, supaya tujuan itu lekas tercapai”.

Kegiatan PI di dunia Internasional ini akhirnya menimbulkan reaksi keras dari pemerintah Belanda. Pada 10 Juni 1927, dengan tuduhan menghasut di muka umum untuk memberontak terhadap pemerintah, empat anggota PI, yaitu M. Hatta, Nazir Pamuntjak, Abdulmadjid Djojodiningrat, dan Ali Sastroamodjojo ditangkap, dan diadili di Den Haag pada 22 Maret 1928. Pidato pembelaan M. Hatta yang diucapkan sendiri berjudul “Indonesia Vrij” (Indonesia Merdeka) berhasil meyakinkan hakim-hakim Belanda, yang ternyata lebih bebas dari prasangka kolonial. Karena semua tuduhan tidak terbukti M. Hatta dan kawan-kawan dibebaskan.

[Continue reading...]

Friday, January 11, 2013

Indische Partij

- 1 comments

Indische Partij merupakan organisasi politik pertama di Indonesia. Didirikan oleh Tiga Serangkai, yaitu Ernest Francois Eugene Douwes Dekker (Danudirja Setiabudi), dr. Cipto Mangunkusumo, dan Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) pada tahun 1912 di Bandung. Indische Partij secara tegas menyatakan berjuang untuk melepaskan diri dari penjajahan atau mencapai kemerdekaan. Hal ini terlihat jelas dari semboyannya yang berbunyi Indie voor Indiers (Hindia untuk rakyat Hindia), yang dimaksud rakyat Hindia adalah semua orang keturunan bumiputera, Cina, Arab, Eropa, dan sebagainya, yang mengakui Hindia sebagai tanah air, Negara dan kebangsaannya. Paham ini dikenal sebagai Indisch Nationalism, yang di kemudian hari melalui Perhimpunan Indonesia dan Partai Nasional Indonesia menjadi Indonesisch Nationalism (Nasionalisme Indonesia). Untuk menyebarkan cita-citanya, Indische Partij mendirikan surat kabar De Express.

Nama Indische Partij menjadi terkenal ketika mereka terlibat dalam Komite Bumiputera yang menentang diadakannya perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda dari Prancis. Suwardi Suryaningrat menulis sebuah artikel yang berjudul “Als Ik een Nederlandser Was” (andai aku seorang Belanda) berisi kritikan tajam terhadap pemerintah Belanda, yang dinilai tidak punya moral merayakan peringatan kemerdekaannya di negeri yang dijajahnya.

Tulisan tersebut berisi sindiran terhadap ketidakadilan di daerah jajahan. Karena dianggap berbahaya, akhirnya pada bulan Agustus 1913 Belanda menjatuhkan hukuman buang kepada para pimpinan Tiga Serangkai, dan mereka memilih untuk dibuang di negeri Belanda. Cokroaminoto dipulangkan pada tahun 1014 karena sakit keras. Sedangkan Ki Hajar Dewantara dan Douwes Dekker baru kembali pada tahun 1919.

Setelah pemimpinnya dibuang Indische Partij mengganti nama menjadi Nasional Indische Partij, tetapi kurang berpengaruh. Walaupun perjuangan Indische Parti sangat singkat, namun tujuannya telah memeberi warna baru bagi organisasi pergerakan nasional yaitu adanya semangat nasionalisme yang mendalam untuk memperjuangkan nasib rakyat Indonesia. Dalam perkembangannya, Indische Parti dijadikan motivasi oleh Perhimpunan Indoneia dan Partai Nasional Indonesia.
[Continue reading...]

Muhammadiyah

- 0 comments

Organisasi Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 18 November 1912 di Yogyakarta. Muhammadiyah memberikan pengertian yang jelas tentang masalah-masalah yang berkaitan dengan ajaran Islam.

Tujuan didirikannya Muhammadiyah antara lain:
1. Memajukan pengajaran dan dan pendidikan berdasarkan agama Islam
2. Mengembangkan pengetahuan ilmu agama dan cara-cara hidup menurut peraturan agama Islam yang diselaraskan dengan kehidupan modern

Sebagai organisasi yang bergerak dalam bidang sosial keagmaan. Muhammadiyah memiliki anggota yang sangat banyak. Pada tahun 1925 organisasi ini telah memiliki 29 cabang, bahkan pada tahun 1929 telah berkembang menjadi 80 cabang yang tersebar di seluruh Indonesia.

Langkah-langkah yang ditempuh oleh Muhammadiyah dalam mencapai tujuannya 
antara lain:

1. Mendirikan, memelihara, dan membantu pendirian sekolah-sekolah berdasarkan agama Islam
2. Mendirikan dan memelihara masjid, langgar, poliklinik, rumah yatim piatu, dan kegiatan-Kegiatan sosial lainnya
3. Menyebarluaskan ketentuan-ketentuan dalam agama Islam
4. Mendirikan organisasi kepemudaan yang diberi nama Hisbul Wathan
5. Membentuk lembaga Majelis Tarjih, yaitu lembaga yang bertugas mengeluarkan fatwa.
6. Dalam menjalankan kegiatannya, Muhammadiyah juga memperhatikan pendidikan wanita. 
Organisasi wanita Muhammadiyah diberi nama Aisyiyah. Tujuan didirikannya ialah untuk membantu memberi pendidikan bagi kaum wanita Islam Indonesia.
[Continue reading...]

Sarekat Islam

- 0 comments

Pada masa kepemimpinan H. O. S. Tjokroaminoto, Sarekat Dagang Islam namanya diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Perubahan nama dari Sarekat Dagang Islam menjadi Sarekat Islam terjadi pada tahun 1912, pusat kedudukannya di Surabaya. Perubahan nama organisasi berpengaruh juga terhadap sifat keanggotaan SI, sebab anggota SI terbuka bagi seluruh umat Islam Indonesia. Selain itu, ruang gerak SI juga semakin luas yaitu perpusat pada masalah agama.

Tujuan SI antara lain:
1. Memajukan perdagangan
2. Membantu para anggotanya yang mengalami kesulitan, terutama dalam bidang permodalan
3. Memajukan kepentingan rohani dan jasmani penduduk asli
4. Memajukan agama Islam

Masuknya Pengaruh Komunisme ke dalam Sarekat Islam
SI yang mengalami perkembangan pesat, kemudian mulai disusupi oleh paham sosialisme revolusioner. Paham ini disebarkan oleh H.J.F.M Sneevliet yang mendirikan organisasi ISDV (Indische Sociaal-Democratische Vereeniging) pada tahun 1914. Pada mulanya ISDV sudah mencoba menyebarkan pengaruhnya, tetapi karena paham yang mereka anut tidak berakar di dalam masyarakat Indonesia melainkan diimpor dari Eropa oleh orang Belanda, sehingga usahanya kurang berhasil. Sehingga mereka menggunakan taktik infiltrasi yang dikenal sebagai "Blok di dalam", mereka berhasil menyusup ke dalam tubuh SI oleh karena dengan tujuan yang sama yaitu membela rakyat kecil dan menentang kapitalisme namun dengan cara yang berbeda.
Dengan usaha yang baik, mereka berhasil memengaruhi tokoh-tokoh muda SI seperti Semaoen, Darsono, Tan Malaka, dan Alimin Prawirodirdjo. Hal ini menyebabkan SI pecah menjadi "SI Putih" yang dipimpin oleh HOS Tjokroaminoto dan "SI Merah" yang dipimpin Semaoen. SI merah berlandaskan asas sosialisme-komunisme.


Faktor-faktor yang mempermudah infiltrasi ISDV ke dalam tubuh SI antar lain:

1. Centraal Sarekat Islam (CSI) sebagai badan koordinasi pusat memiliki kekuasaan yang lemah. Hal ini dikarenakan tiap cabang SI bertindak sendiri-sendiri. Pemimpin cabang memiliki pengaruh yang kuat untuk menentukan nasib cabangnya, dalam hal ini Semaoen adalah ketua SI Semarang.
2. Peraturan partai pada waktu itu memperbolehkan keanggotaan multipartai, mengingat pada mulanya organisasi seperti Boedi Oetomo dan SI merupakan organisasi non-politik. Semaoen juga memimpin ISDV (PKI) dan berhasil meningkatkan anggotanya dari 1700 orang pada tahun 1916 menjadi 20.000 orang pada tahun 1917 di sela-sela kesibukannya sebagai Ketua SI Semarang.
3. Akibat dari Perang Dunia I, hasil panen padi yang jelek mengakibatkan membumbungnya harga-harga dan menurunnya upah karyawan perkebunan untuk mengimbangi kas pemerintah kolonial mengakibatkan dengan mudahnya rakyat memihak pada ISDV.
4. Akibat kemiskinan yang semakin diderita rakyat semenjak Politik Pintu Terbuka (sistem liberal) dilaksanakan pemerintah kolonialis sejak tahun 1870 dan wabah pes yang melanda pada tahun 1917 di Semarang.


SI Putih (H. Agus Salim, Abdul Muis, Suryopranoto, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo) berhaluan kanan berpusat di kota Yogyakarta. Sedangkan SI Merah (Semaoen, Alimin, Darsono) berhaluan kiri berpusat di kota Semarang. Sedangkan HOS Tjokroaminoto pada mulanya adalah penengah di antara kedua kubu tersebut.
Jurang antara SI Merah dan SI Putih semakin melebar saat keluarnya pernyataan Komintern (Partai Komunis Internasional) yang menentang cita-cita Pan-Islamisme. Pada saat kongres SI Maret 1921 di Yogyakarta, H. Fachruddin, Wakil Ketua Muhammadiyah mengedarkan brosur yang menyatakan bahwa Pan-Islamisme tidak akan tercapai bila tetap bekerja sama dengan komunis karena keduanya memang bertentangan. Di samping itu Agus Salim mengecam SI Semarang yang mendukung PKI. Darsono membalas kecaman tersebut dengan mengecam beleid (Belanda: kebijaksanaan) keuangan Tjokroaminoto. SI Semarang juga menentang pencampuran agama dan politik dalam SI. Oleh karena itu, Tjokroaminoto lebih condong ke SI haluan kanan (SI Putih).


Penegakan Disiplin Partai

Pecahnya SI terjadi setelah Semaoen dan Darsono dikeluarkan dari organisasi. Hal ini ada kaitannya dengan desakan Abdul Muis dan Agus Salim pada kongres SI yang keenam 6-10 Oktober 1921 tentang perlunya disiplin partai yang melarang keanggotaan rangkap. Anggota SI harus memilih antara SI atau organisasi lain, dengan tujuan agar SI bersih dari unsur-unsur komunis. Hal ini dikhawatirkan oleh PKI sehingga Tan Malaka meminta pengecualian bagi PKI. Namun usaha ini tidak berhasil karena disiplin partai diterima dengan mayoritas suara. Saat itu anggota-anggota PSI dari Muhammadiyah dan Persis pun turut pula dikeluarkan, karena disiplin partai tidak memperbolehkannya. Keputusan mengenai disiplin partai diperkuat lagi dalam kongres SI pada bulan Februari 1923 di Madiun. Dalam kongres Tjokroaminoto memusatkan tentang peningkatan pendidikan kader SI dalam memperkuat organisasi dan pengubahan nama CSI menjadi Partai Sarekat Islam (PSI). Pada kongres PKI bulan Maret 1923, PKI memutuskan untuk menggerakkan SI Merah untuk menandingi SI Putih. Pada tahun 1924, SI Merah berganti nama menjadi "Sarekat Rakyat".


Perjuangan Sarekat Islam sebenarnya dimulai tahun 1912-1923, menempuh cara (kooperatif) dengan pemerintah Belanda. Setelah tahun 1923, sejak terjadi perpecahan dalam tubuh SI, cara perjuangan yang ditempuh menjadi tidak mau bekerjasama (non kooperatif) dengan penjajah. Tahun 1927, SI mengadakan kongres kembali dan menegaskan bahwa tujuan SI ialah mencapai kemerdekaan Indonesia berdasarkan agama Islam. Oleh sebab itu, SI akhirnya menggabungkan diri dengan Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia (PPPKI). Tahun 1927, nama Partai Sarekat Islam diubah menjadi Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII). Setelah menjadi PSII, semakin terpecah-pecah lagi menjadi PSII pimpinan Kartosuwiryo dan PSII pimpinan Abikusno, Partai Sarekat Islam Indonesia, dan PARI pimpinan dr. Sukiman. Organisasi-organisasi tersebut tetap berdiri hingga zaman Pendudukan Jepang di Indonesia.
[Continue reading...]

Sarekat Dagang Islam

- 1 comments
Pada kali ini zona ngelmu akan berbagi tentang sejarah Sarekat Dagang Islam berikut selengkapnya.
Organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) pada awalnya merupakan perkumpulan pedagang-pedagang Islam. Organisasi ini dirintis oleh Haji Samanhudi di Surakarta pada tahun 1905, dengan tujuan awal untuk menghimpun para pedagang pribumi Muslim (khususnya pedagang batik) agar dapat bersaing dengan pedagang-pedagang besar Tionghoa. Pada saat itu, pedagang-pedagang keturunan Tionghoa tersebut telah lebih maju usahanya dan memiliki hak dan status yang lebih tinggi dari pada penduduk Hindia Belanda lainnya. Kebijakan yang sengaja diciptakan oleh pemerintah Hindia-Belanda tersebut kemudian menimbulkan perubahan sosial karena timbulnya kesadaran di antara kaum pribumi yang biasa disebut sebagai Inlanders.

SDI merupakan organisasi ekonomi yang berdasarkan pada agama Islam dan perekonomian rakyat sebagai dasar penggeraknya. Di bawah pimpinan H. Samanhudi, perkumpulan ini berkembang pesat hingga menjadi perkumpulan yang berpengaruh. R.M. Tirtoadisurjo pada tahun 1909 mendirikan Sarekat Dagang Islamiyah di Batavia. Pada tahun 1910, Tirtoadisuryo mendirikan lagi organisasi semacam itu di Buitenzorg. Demikian pula, di Surabaya H.O.S. Tjokroaminoto mendirikan organisasi serupa tahun 1912. Tjokroaminoto masuk SI bersama Hasan Ali Surati, seorang keturunan India, yang kelak kemudian memegang keuangan surat kabar SI, Oetusan Hindia. Tjokroaminoto kemudian dipilih menjadi pemimpin, dan mengubah nama SDI menjadi Sarekat Islam (SI). Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:
  • Mengembangkan jiwa dagang.
  • Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
  • Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat rakyat.
  • Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
  • Hidup menurut perintah agama.

SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan masyarakat muslim. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya Gubernur JendralIdenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Walaupun dalam anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917, yaitu HOS Tjokroaminoto; sedangkan Abdoel Moeis yang juga tergabung dalam CSI menjadi anggota volksraad atas namanya sendiri berdasarkan ketokohan, dan bukan mewakili Central SI sebagaimana halnya HOS Tjokroaminoto yang menjadi tokoh terdepan dalam Centraal Sarekat Islam. Tapi Tjokroaminoto tidak bertahan lama di lembaga yang dibuat Pemerintah Hindia Belanda itu dan ia keluar dari Volksraad (semacam Dewan Rakyat), karena volksraad dipandangnya sebagai "Boneka Belanda" yang hanya mementingkan urusan penjajahan di Hindia ini dan tetap mengabaikan hak-hak kaum pribumi. HOS Tjokroaminoto ketika itu telah menyuarakan agar bangsa Hindia (Indonesia) diberi hak untuk mengatur urusan dirinya sendiri, yang hal ini ditolak oleh pihak Belanda.
[Continue reading...]

Thursday, January 10, 2013

Boedi Oetomo

- 0 comments

Boedi Oetomo didirikan oleh para pelajar Stovia dibawah pimpinan dr. Sutomo pada tanggal 20 Mei 1908. organisasi Boedi Oetomo merupakan organisasi pergerakan nasional yang pertama, sehingga (setelah era kemerdekaa) tanggal berdirinya organisasi ini ditetapkan sebagai Hari Kebangkitan Nasional. 

Tujuan Boedi Oetomo ialah untuk mencapai kemajuan yang harmonis bagi nusa dan bangsa. Untuk mencapai tujuan tersebut, usaha yang ditempuh antara lain: 

1. Memajukan pengajaran
2. Mamajukan pertanian, peternakan, dan perdagangan
3. Memajukan teknik dan industri
4. Menghidupkan kembali kebudayaan

Tujuan tersebut dipertegas kembali dalam kongresnya di Probolinggo 
yang antara lain memutuskan: 

1. Boedi Oetomo tidak melakukan kegiatan politik
2. Kegiatan Boedi Oetomo terutama ditujukan pada bidang pendidikan dan kebudayaan
3. Ruang gerak Boedi Oetomo dibatasi, yaitu hanya Jawa dan Madura. 

Ada beberapa kendala yang dihadapi Boedi Oetomo antara lain: 

1. Pembatasan keanggotaan Boedi Oetomo hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura
2. Boedi Oetomo tidak mencampuri urusan politik 

Atas perkembangan itu, banyak anggota Boedi Oetomo terutama kaum muda yang kecewa lalu mengundurkan diri.
[Continue reading...]

Bentuk dan Strategi Pergerakan Nasional Indonesia

- 0 comments
Perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 telah dilakukan selama berabad-abad untuk menentang penjajah. Meskipun demikian belum menampakkan hasilnya. Beberapa faktor yang menyebabkan perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 mengalami kegagalan.
 
antara lain:
1. Kurang adanya persatuan
2. Faktor persenjataan
3. Senjata yang dimiliki para pejuang Indonesia masih sangat sederhana.
4. Politik devide et impera
5. Siasat Belanda mengadu domba antar sesama bangsa Indonesia berhasil


Perjuangan bangsa Indonesia mengalami perubahan yang sangat besar setelah tahun 1908. 
 
Perubahan itu antara lain :
1. Perjuangan yang dilakukan oleh bangsa Indonesia mulai menonjolkan persatuan,
2. Perjuangan yang dilakukan tidak lagi menggunakan senjata tradisional, melainkan menggunakan organisasi modern, dan
3. Pemimpin perjuangan ialah golongan cerdik pandai, bukan lagi golongan bangsawan atau para pembimpin daerah yang lainnya.


Perbedaan perjuangan bangsa Indonesia sebelum tahun 1908 dan setelah tahun 1908
berikut tabel perbedaannya :

[Continue reading...]
 
Copyright © | Zona Ngelmu IPS
Powered by Blogger